Selasa, 20 Desember 2011

Kapankah ini kan Berakhir


Hari ini seharusnya libur karna ada acara d kampus. ternyata itu tidak berlaku bagiku yang saat itu kuliah. Tapi ternyata, saat aku keluar kelas karna selesai pelajaran Aplikom. Di ruang tempat nongkrong, ada yg memanggilku dengan sebutan Lukman. Kan asem….?!
Aku mencari asal suara, ternyata angkatan 2008 yg memanggil aku. Aku yg  pada saat itu cuek, hanya menegur saja. Tak kusangka ada anak itu. Anak itu panggilannya Nana. Aku di godain oleh mereka, di ledek. Malunya aku…. >.<
Hari ini aku menepi di tukang pop ice, disana ku berkenalan dengan anak Pisikologi, Mega namanya, dia angkatan 2010. Aku ngobrol dengannya, cukup asyik dan nyambung, dia juga orang purwakarta tepatnya orang purnayuda.
Entah kenapa tubuh ini dingin, terutama sikap ini yg selalu cuek terhadap cewe. Jujur sakit hati ini selalu begini, selalu munafik, tak adanya sikap open dan sikap hangat. Mengapa semuanya seperti ini. Aku ngga mau terus – terusan seperti ini, mengapa aku jadi begini. Apa mungkin ada yg suka dengan sikapku ini. Apa mungkin ada yg menerima sikapku ini. Pedih rasanya hidup, hidup selalu sendiri. Gelisah jiwa selalu menemani, semua keluhan ku pendam sendiri. Tak ada niat untukku mengungkapkan semua, buat apa aku mengungkapkan semua kalau hanya akan menjadi beban. Lepaskan semua beban di jiwa, dan lupakan sejenak masalah di fikiran. Mungkin hanya itu yg dapat aku lakukan. Hampa hatiku, sepinya jiwaku sudah menjadi makanan sehari – hari untuku. Hanya bisa menerima dan tak bisa melakukan apa – apa.
Ingin nya aku menangis melihat hidupku, tak ubahnya karang yg selalu d terpa obak. Hanya bisa diam menerima terpaan ombak. Namun aku bukan karang yg teguh, yg kokoh. Aku hanyalah manusia yg mempunyai hati nurani, butuh perhatian dan kasih sayang.
Merasakan semua gejolak yg ada d dalam diri, semua dendam, semua amarah, inginnya aku menjerit, menangis. Mengapa tidak adanya orang yg paham akan diriku. Seolah – olah hanya Allah lah yg mengerti akan diriku. Ku tahu, ini adalah ujian darinya agar aku dapat bertahan dari kerasnya hidup, aku d latih untuk bersabar, aku harus kuat menerima cobaan, karna ku tahu Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya melebihi kemampuan hambanya.
Aku mengerti itu… Ku pahami itu…
Ku resapi itu…
Ku coba tegar…
Ku tak ingin melihat orang tuaku yg kecewa…
Ku tak ingin melihat orang tuaku bersedih…
Ku tak ingin orang tuaku khawatir…
Aku adalah anak tertua…
Ku harus tegar…
Ku harus kuat…
Ku harus prihatin…
Perih memang rasanya , tapi ku harus berusaha….
Berusaha mewujudkan harapan orang yg sayang padaku…
Ku tak ingin mengecewakan mereka…
Aku ingin membahagiakan mereka, aku ingin mereka bangga padaku…
Walaupun  hanya sekali seumur hidupku…
Hari ini seperti biasa, jenuh. Males ngapa – ngapain, seperti tak ada teman bagiku. Semua hampa, semua monoton, itu – itu saja keseharianku. Ku merasa bosan tapi mengapa semua tak ada yg mau mengerti, aku tak mempunyai uang. Karna belum di kirimi lagi oleh orang tuaku.  Perut ku lapar, namun harus ku tahan. Aku tak punya uang untuk membeli makan.  Ku tahu bukan orang tuaku tak mengirimi uang. Tapi mungkin mereka mengajariku untuk belajar hemat. Karna sebenarnya bulan ini uang ku sudah habis, dan entah itu di pakai untuk apa. Bodohnya diriku yg selalu menghambur kan uang. Jadi inilah yg harus ku terima.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar