Hari ini seharusnya libur karna ada
acara d kampus. ternyata itu tidak berlaku bagiku yang saat itu kuliah. Tapi ternyata,
saat aku keluar kelas karna selesai pelajaran Aplikom. Di ruang tempat
nongkrong, ada yg memanggilku dengan sebutan Lukman. Kan asem….?!
Aku mencari
asal suara, ternyata angkatan 2008 yg memanggil aku. Aku yg pada saat itu cuek, hanya menegur saja. Tak
kusangka ada anak itu. Anak itu panggilannya Nana. Aku di godain oleh mereka,
di ledek. Malunya aku…. >.<
Hari ini
aku menepi di tukang pop ice, disana ku berkenalan dengan anak Pisikologi, Mega
namanya, dia angkatan 2010. Aku ngobrol dengannya, cukup asyik dan nyambung,
dia juga orang purwakarta tepatnya orang purnayuda.
Entah
kenapa tubuh ini dingin, terutama sikap ini yg selalu cuek terhadap cewe. Jujur
sakit hati ini selalu begini, selalu munafik, tak adanya sikap open dan sikap
hangat. Mengapa semuanya seperti ini. Aku ngga mau terus – terusan seperti ini,
mengapa aku jadi begini. Apa mungkin ada yg suka dengan sikapku ini. Apa mungkin
ada yg menerima sikapku ini. Pedih rasanya hidup, hidup selalu sendiri. Gelisah
jiwa selalu menemani, semua keluhan ku pendam sendiri. Tak ada niat untukku
mengungkapkan semua, buat apa aku mengungkapkan semua kalau hanya akan menjadi
beban. Lepaskan semua beban di jiwa, dan lupakan sejenak masalah di fikiran. Mungkin
hanya itu yg dapat aku lakukan. Hampa hatiku, sepinya jiwaku sudah menjadi
makanan sehari – hari untuku. Hanya bisa menerima dan tak bisa melakukan apa –
apa.
Ingin nya
aku menangis melihat hidupku, tak ubahnya karang yg selalu d terpa obak. Hanya
bisa diam menerima terpaan ombak. Namun aku bukan karang yg teguh, yg kokoh. Aku
hanyalah manusia yg mempunyai hati nurani, butuh perhatian dan kasih sayang.
Merasakan
semua gejolak yg ada d dalam diri, semua dendam, semua amarah, inginnya aku
menjerit, menangis. Mengapa tidak adanya orang yg paham akan diriku. Seolah –
olah hanya Allah lah yg mengerti akan diriku. Ku tahu, ini adalah ujian darinya
agar aku dapat bertahan dari kerasnya hidup, aku d latih untuk bersabar, aku
harus kuat menerima cobaan, karna ku tahu Allah tidak akan memberikan cobaan
kepada hambanya melebihi kemampuan hambanya.
Aku
mengerti itu… Ku pahami itu…
Ku resapi itu…
Ku coba tegar…
Ku tak ingin melihat orang tuaku yg kecewa…
Ku tak ingin melihat orang tuaku bersedih…
Ku tak ingin orang tuaku khawatir…
Ku resapi itu…
Ku coba tegar…
Ku tak ingin melihat orang tuaku yg kecewa…
Ku tak ingin melihat orang tuaku bersedih…
Ku tak ingin orang tuaku khawatir…
Aku adalah
anak tertua…
Ku harus tegar…
Ku harus kuat…
Ku harus prihatin…
Perih memang rasanya , tapi ku harus berusaha….
Ku harus tegar…
Ku harus kuat…
Ku harus prihatin…
Perih memang rasanya , tapi ku harus berusaha….
Berusaha
mewujudkan harapan orang yg sayang padaku…
Ku tak ingin mengecewakan mereka…
Aku ingin membahagiakan mereka, aku ingin mereka bangga padaku…
Walaupun hanya sekali seumur hidupku…
Ku tak ingin mengecewakan mereka…
Aku ingin membahagiakan mereka, aku ingin mereka bangga padaku…
Walaupun hanya sekali seumur hidupku…
Hari ini
seperti biasa, jenuh. Males ngapa – ngapain, seperti tak ada teman bagiku. Semua
hampa, semua monoton, itu – itu saja keseharianku. Ku merasa bosan tapi mengapa
semua tak ada yg mau mengerti, aku tak mempunyai uang. Karna belum di kirimi
lagi oleh orang tuaku. Perut ku lapar,
namun harus ku tahan. Aku tak punya uang untuk membeli makan. Ku tahu bukan orang tuaku tak mengirimi uang.
Tapi mungkin mereka mengajariku untuk belajar hemat. Karna sebenarnya bulan ini
uang ku sudah habis, dan entah itu di pakai untuk apa. Bodohnya diriku yg
selalu menghambur kan uang. Jadi inilah yg harus ku terima.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar